Hari Senin memang biasa terasa panjang. Bahkan setelah membereskan rumah dan mengeringkan pakaian, aku masih punya banyak waktu santai.
Seperti siang tadi, saat aku keluar dan duduk di balkon lantai dua. Aku memperhatikan dua pot tanaman gantung yang dibiarkan menggantung menjulur ke bawah, menuruni dinding ruang tamu. Tanahnya baru saja diganti kemarin, dan warnanya yang merah kecoklatan sangat kontras dengan warna hijau daunnya yang lebat. Menyenangkan untuk dilihat.
Apa yang aku suka di balkon rumah adalah aku bisa bebas melihat pemandangan sekitar. Di dekat rumah jelas terlihat hamparan ladang tebu dan sawah yang luas hingga bertemu kaki gunung Muria di sebelah utara. Tidak pernah sekalipun terlintas dalam pikiranku bahwa aku akan tinggal disini, di kota kecil dengan pemandangan luar biasa seperti ini. Hingga beberapa bulan lalu, pemandangan yang kulihat jauh berbeda. Yang ada adalah gemerlap lampu dan hiruk pikuk jalan diiringi lantunan musik-musik dari kafe yang bahkan buka hingga 24 jam. Kehidupan yang aku jalani jauh berbeda. Dulu, pulang kerja jam 9 malam dan berangkat jam 5 pagi adalah hal biasa. Sementara sekarang, aku bisa duduk santai makan sereal sambil mengagumi pemandangan pukul 3 di sore hari. Tidak aku pungkiri, terkadang aku rindu kehidupanku yang sibuk. Punya rasa bangga sebagai wanita karir, dan merasa bisa melakukan apa saja. Tapi jika dipikirkan lebih dalam, kehidupanku sekarang juga sama hebatnya. Aku bangga bisa melepas egoku, sehingga sekarang aku bisa melihat senyum lelakiku setiap pagi.
Rencana Allah memang tidak bisa ditebak, tapi selalu indah.
Sama seperti hari Seninku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar