Sabtu, 23 Februari 2019

One of My Gifted Morning

Pagiku buru-buru sekali. Sehabis sholat subuh aku dan mas Arga langsung bertolak ke Kudus. Semalam mas Arga menyusul ke Jepara sepulang dinas, untuk ikut acara tahlilan hari ketiga Mbah Uti. Masalahnya mas Arga masuk kerja di hari Sabtu, jadi kami harus bergegas agar dia tidak terlambat.

Kalau saja ini 3 tahun lalu, pasti tidak akan segugup ini. Adanya pabrik-pabrik baru di sekitar jalan raya penghubung Jepara-Kudus mengakibatkan kemacetan tiap pagi. Dan mengendarai mobil di jalan yang penuh dengan motor akan memakan waktu. Dan benar, meski ini hari Sabtu, jalanan penuh seperti biasa. Ini semua karena kami kecapekan setelah acara semalam, jadi kami bangun sedikit kesiangan. Alhasil pagiku sudah penuh pacuan adrenalin.

Sesampainya di rumah, mas Arga buru-buru mandi dan bersiap. Sambil menggigit kue lapis legit dia langsung pamit dan melaju motornya dengan kencang. Begitu rumah sepi, aku mulai menjalankan aktifitas seperti biasa, tapi begitu akan mengabari ibu bahwa kami sudah sampai, aku baru sadar, sepertinya handphoneku terbawa oleh mas Arga. 

Aku menggerutu. Harusnya pagi ini aku membaca ulang hasil kelas menulis semalam. Karena kesibukan acara, aku sama sekali belum membacanya. Aku kesal sekali. 

"Kenapa mas Arga  tidak mengecek ulang bawaannya sih.. What a bad day!!"

Aku membersihkan kamar sambil cemberut. Lalu perhatianku terhenti pada rangkaian bunga kering di atas meja. Bunga hadiah ulang tahun dari mas Arga yang sengaja aku keringkan.

Aku tersenyum.

"Selamat pagi bunga, kamu pasti tertawa melihat kelakuanku sedari tadi ya? Haha.."

Aku melihat koper mas Arga yang terbuka di tengah ruangan. Acak-acakan. Dia pasti terburu-buru kemarin dan langsung pergi ke Jepara tanpa sempat merapikan barangnya. Hatiku menghangat. Begitulah caranya mencintai keluargaku. Dan diriku tentunya.

Betapa harusnya aku bersyukur bahwa pagi ini kami dapat sampai di rumah tepat waktu. Mas Arga bahkan masih sempat makan kue yang diselipkan ibu ke dalam mobil. 

Maka untuk apa aku merusak pagiku yang dilimpahi rejekiNya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar